Rabu, 29 Februari 2012

Asal Usul Negeri Lumoli

Sejarah Negeri Lumoli
  Asal - Usul Negeri Lumoli
Lumoli adalah salah satu negeri yang terdapat di Pulau Seram tepatnya Kab. SBB Kec. Piru. Asal-Usul dari Negeri ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dahulu kala di suatu daerah di pulau Seram, hiduplah moyang-moyang yang tinggal dan menempati sebuah daerah terpencil. Kesehariannya, moyang-moyang itu selalu melakukan kegiatannya seperti berburu dan bertani di wilayah yang mereka tempati tersebut. Kehidupan mereka pun masih tergolong sederhana. Hal itu terbukti dengan membuat tempat tinggal yang sederhana yang terbuat dari anyaman daun sagu dan moyang-moyang itu menyebut  rumah yang mereka tinggali tersebut dengan nama rumah bangkang. Selang beberapa tahun mereka tinggal di daerah tersebut, timbullah sebuah batu, tapi karena moyang-moyang beranggapan itu hanya batu biasa, maka mereka pun tidak menghiraukan batu tersebut. Selang beberapa saat, sebuah keanehan pun muncul, ketika moyang-moyang sedang memasak, dan kebetulan posisi tempat mereka memasak mempunyai kedudukan/tempat yang  lebih tinggi dibandingkan kedudukan batu tersebut, maka mereka pun membuang limbah dapur ke bawah dan mengenai batu tersebut. Sehingga batu tersebut berbicara kepada mereka, yang bunyinya “Poe Tipune Lomei Yake”  yang artinya “ Jang buang kotoran di sini, sebab katong ada di sini”. Karena keanehan yang terjadi tersebut, moyang-moyang itupun merasa keheranan dan segera meninggalkan tempat tersebut. Setelah tiga hari, moyang-moyang itu kembali, dan batu tersebut bertambah tinggi ± 5 cm, karena moyang menganggap itu sebagai suatu keajaiban dan mereka menganggap itu adalah para leluhur mereka, maka moyang-moyang itu pun segera menutupi batu tersebut dengan menggunakan daun sagu yang dianyam menjadi atap.
Satu bulan kemudian, batu tersebut tingginya bertambah lagi ± 25 cm. Dan pada malam harinya, pada saat batu tersebut sedang puasa, batu tersebut berkata kepada masyarakat setempat bahwa tempat yang kamu tinggal ini namanya “Batumoli” yang berarti Batu Pamali atau Batu Keramat. Kemudian masyarakat membuat suatu tempat khusus untuk menandakan tempat munculnya batu tersebut. Awalnya yang berdiam di daerah tersebut hanyalah sekelompok orang saja, setelah beberapa tahun kelompok tersebut berkembang menjadi sebuah kampung. Kampung awal tersebut bernama Batumoli.
Dapat dijelaskan pula, bahwa gambar batu keramat seperti yang dijelaskan di atas tidak dapat diulas lebih jauh dan juga tidak dapat diambil gambarnya karena hal itu merupakan sesuatu yang sangat dikeramatkan oleh warga dan tua adat setempat, sehiangga kami pun tidak diperbolehkan untuk melihat dan mengetahui lebih jauh mengenai batu tersebut. Apalagi mengambil gambarnya karena mereka meyakini bahwa apabila mereka memperlihatkan kepada orang asing yang bukan penduduk setempat, masyarakat akan mengalami suatu bencana/musibah.
Beberapa tahun kemudian, karena kondisi kampung yang kurang memadai untuk menampung masyarakat, masyarakat kampung tersebut dipindahkan ke sebuah tempat yang bernama eslatup yang pemerintahannya dipimpin oleh Sekei Lumapuli. Setelah beberapa tahun, jumlah penduduk pun semakin meningkat, sehingga masyarakat kemudian dipindahkan lagi ke sebuah tempat yang bernama Eslatuk. Mereka tinggal di sana sekitar 5 tahun. Kemudian pindah lagi ke sebuah daerah yang bernama Liunama. Jarak antara Eslatuk dan Liunama diperkirakan ± 500 m. Setelah itu, masyarakat mengangkat Tumoa Makalui untuk memerintah. Pada waktu itu, terbentuklah sistem pemerintahan yang sah yang terjadi sewaktu pemerintahan Tumoa Makalui, karena Tumoa Makalui dilantik sebagai raja di Hila Kaitetu dan setelah proses pelantikan ini, barulah ada pengakuan tentang keberadaan Negeri Lumoli. Dan pada saat yang sama pula bangsa Belanda sampai di Pulau Seram. Setelah kembali dari Hila Kaitetu, karena jumlah penduduk yang terlalu banyak, Tumoa Makalui membagi masyarakat dalam sembilan soa yang dikenal dengan nama “Lumbatu Nurui Sikwa”.
Sembilan soa yang dibagi oleh Tumua Makalui meliputi :
1.      Lumoli
2.      Neniary
3.      Rumasoa
4.      Riring
5.      Morikao
6.      Kamal
7.      Nurue
8.      Waisamu
9.      Eti
Setelah itu, masyarakat pindah lagi ke Popela. Di sana pemerintahan raja Tumoa Makalui berakhir karena usianya yang beranjak tua. Pemerintahan selanjutnya dipimpin oleh Suita Makalui. Karena wilayah yang tidak memadai, kemudian masyarakat itu dipindah lagi ke Tanake, setelah dari Tanake pindah lagi ke Kwasulatal. Pemerintahan Suita berakhir di Kwasulatal dan digantikan oleh Halana Patty Matital. Ketika pemerintahan Halana Patty Matital berakhir, ia digantikan oleh Buata Matital. Bersamaan dengan masa pemerintahan Buata Matital, saat itu juga agama Kristen masuk di negeri Lumoli. Pertama kali agama Kristen masuk di negeri Lumoli pada tanggal 10 April 1929 dibawa oleh seorang guru Jemaat bernama Hendrik Pentury. Setelah agama Kristen masuk ke Desa Kwasulatal (Sekarang Lumoli), pemimpin mereka yakni Buata Matital yang sudah masuk agama Kristen dibabtis dan berganti nama menjadi Benjamin Matital. Awalnya tantangan untuk penyebaran agama Kristen sangat banyak. Namun dipermudah ketika ada dua orang wanita yang telah dibaptis di Hatusua datang membawa kabar mengenai agama Kristen ke negeri tersebut. Kemudian diperkirakan pada saat itu ±100 orang yang bersedia memberi diri untuk dibaptis. Karena adanya respon masyarakat yang positif dengan ajaran baru (agama Kristen) tersebut, maka semakin banyak pula masyarakat yang membawa dirinya untuk dibabtis sehingga kebanyakan masyarakat setempat beragama Kristen.
Tak lama kemudian, gerakan separatis RMS mulai mengembangkan sayapnya di Seram. Karena takut akan ancaman gerakan separatis RMS, masyarakat dipindahkan dari Kwasulata ke sebuah tempat yang bernama Aileoboela. Nama tempat tersebut diberikan oleh keluarga Soumokil. Pada saat di Aileoboela pemerintahan Benjamin Matital berakhir dan digantikan oleh Zeth Makalui.
Akibat pengoperasian besar-besaran yang dilakukan oleh RMS, kemudian desa sementara dipindahkan lagi ke Ai inauei. Menurut penuturan dari Bpk. Ledrik Lumapuy, “Karena ada penglihatan dari moyang kami, sehingga nama desa tersebut diubah menjadi Soat yang artinya keluputan daripada sengsara”, sehingga nama Ai inauei oleh Zeth Makalui diganti menjadi Soat, dengan tujuan agar masyarakat selamat dari ancaman RMS. Tidak lama kemudian,           sewaktu terjadi pemberantasan RMS oleh TNI, masyarakat setempat yang sedang mengungsi ditemukan oleh Kombet (pasukan kompi bantuan TNI), dan oleh Kombet, masyarakat dipindahkan ke Piru. Pemindahan tersebut dipimpin oleh Brigjen Banuarli. Setelah itu dipindahkan lagi ke kampung Sabalua (masih termasuk wilayah petuanan Desa Piru). Daerah yang ditempati oleh masyarakat tersebut adalah tanah milik keluarga Laturete yang merupakan penduduk kampung Sabalua.
Dikarenakan jumlah masyarakat yang mengungsi terus menerus bertambah maka masyarakat dipindahkan ke desa Porolue untuk mendirikan negerinya sendiri. Pembentukan negeri tersebut diprakarsai oleh Brimob yang berasal dari Jakarta. Dan proses pembangunan desa tersebut dikerjakan oleh masyarakat dan dibantu oleh Brimob tersebut. Pada tahun 1974 jabatan dari Zeth Makalui berakhir dan digantikan oleh Dominggus Sasake. Dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan, pada tahun 1976 desa kembali dipindahkan ke Lumbuin (Daerah Lumoli sekarang). Setelah masa jabatan Dominggus Sasake berakhir, karena tidak adanya calon untuk menduduki tahta raja, maka pemerintahan diserahkan ke pejabat pemerintahan sementara yaitu Jonathan Makalui hingga Raja negeri Lumoli terpilih. 

B.        Sistem Pemerintahan Negeri Lumoli
Awalnya negeri Lumoli terdiri dari sembilan soa, namun sekarang negeri Lumoli hanya terdiri atas 3 soa yaitu,
1.      Soa Lumoli yang terdiri dari 4 matarumah yakni,
-. Matarumah Matital
-. Matarumah Makalui
-. Matarumah Lumopui
-. Matarumah Sasake
2.      Soa Nurue yang terdiri dari 3 matarumah yakni,
-. Matarumah Lekalaet
-. Matarumah Lemosol
-. Matarumah Mairuhu
3.      Soa Laturake yang hanya terdiri dari 1 matarumah yakni,
-. Matarumah Laturake
            Sedangkan enam soa yang lain telah terlepas dari negeri Lumoli dikarenakan mereka menginginkan untuk membuat negerinya sendiri. Tetapi meski demikian, keenam soa yang lain walaupun telah memiliki negerinya sendiri, tapi tetap merupakan bagian dari negeri Lumoli. Sehingga semua permasalahan yang menyangkut permasalahan adat harus diselesaikan di negeri Lumoli.

9 komentar:

  1. Maaf sebelumnya saya selaku anak muda dari Negeri KAITETU hanya ingin meluruskan Tentang negeri Hila Kaitetu itu agak keliru,, Nama hila kaitetu itu bukan nama sebuah negeri melainkan nama dari 2 buah negeri yakni negeri hila & negeri kaitetu jadi intinya ke 2 nama ini merupakan 2 negeri berbeda namun bertetangga, negeri kaitetu dengan rajanya sendiri & negeri hila dengan rajanya sendiri, saya harapkan agar tulisan ini dapat di klarifikasi secepatnya..

    BalasHapus
  2. Memang benar ada batumuli... Tp terlalu banyak org yg bikin diri tau .. Sampai berani menyangkali tanah negeri lumoli berada di daerah kekuasaan tanunu ... Gampang skli lupa kekuasaan anakota himalaya a.n Manispati kamalatu ..paling berani tutup sejarah... Berani SUMPAH ADAT
    TUHANE LANITE KAI TAPELE
    ENTUANE BEI NUNUSAKU
    ENTUANE BEI KWELE BATAI TELU
    ENTUANE BEI ETI
    KAMALE MENA MENA SANILI MENA
    IMI PUSUMA LUAKE LOMEI.
    AMI SANILI MULI MEI LULU ATATE
    AMI LULU SOUW MENA SOUW MULI
    AMI LULU SALA AMI BUNIKE BEI KWETELE
    MEJE SOKO AMI:AMI KEU TUTU LELALE TETU MATA
    AMI KEU MEMINU NANATE KETE MATA
    AMI SA AI TETU MATA
    AMI KEU MEI MEITE NIKWA YANE
    YANE ELAKE ELELU AMI
    AMI SASIKE ATATE MEJE KWELE BATAI TELU JADI SAKSI.
    bt FRORENCA MARIETJE KAMALATU harap dg kerendahan hati .. STOP jua Carita par tutup sejarah

    BalasHapus
  3. Untuk hal itu...ada cerita tersendiri usi frorenca...

    BalasHapus
  4. jang lupa tambah ruang untuk puisi lai...

    BalasHapus
  5. HELOO tanah dari Suli Kubur ampat (kepala aru) sampe porola itu tanah Kamalatu sebagai Pohon Bendera Pada KEKUASAAN ANAKOTA HIMALAYA dr kerajaan NUNUSAKU jang sambunyi sejarah lalu caritta iko suka, matital, makalui, lumapui, sasake pung tugas apa par manis patih. jang sambunyi carita itu.. semua penduduk asli dalam pembayaran blasting surat dusunnya di CAP JEMPOL OLEH MANISPATI KAMALATU, sadar jua la kas pulang kamalatu tanah.

    BalasHapus
  6. HELOO tanah dari Suli Kubur ampat (kepala aru) sampe porola itu tanah Kamalatu sebagai Pohon Bendera Pada KEKUASAAN ANAKOTA HIMALAYA dr kerajaan NUNUSAKU jang sambunyi sejarah lalu caritta iko suka, matital, makalui, lumapui, sasake pung tugas apa par manis patih. jang sambunyi carita itu.. semua penduduk asli dalam pembayaran blasting surat dusunnya di CAP JEMPOL OLEH MANISPATI KAMALATU, sadar jua la kas pulang kamalatu tanah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dangke usi, kalau gitu B tanya sadiki jua, yang kasih kewenangan buat ManisPati Kamalatu sapa usi? selanjutnya Bandera masih ada atau sudah terbakar? selanjutnya dalam Saniri Ate yang pimpin sidang sapalah? serta posisi Kamalatu sebagai apa?

      Hapus
    2. Yg pimpin sandiri ate Latupohone/Latuanamenai

      Hapus
  7. kamalatu : kamale latue .... yang bakar bendera adalah anak yang bukan darah daging kamalatu yaitu Zadrak kamalatu ... semua dicuri dan dirampak dari luis kamalatu anak darah daging manispati .... orang lomoli tau itu

    BalasHapus